Seringkali
orang menyamakan arti pengajaran dan pendidikan, padahal keduanya sangat
berbeda. Pengajaran dapat diartikan sebagai transfer ilmu pengetahuan (knowledge) maupun keterampilan (skill), dalam hal ini untuk
mengembangkan aspek kognitif dan psikomotor peserta didik. Sedangkan pendidikan
merupakan transfer ilmu pengetahuan, keterampilan serta nilai (value) untuk mengembangkan aspek rasa
(afektif), nilai-nilai tersebut berupa nilai kemanusiaan yang berlaku
dimasyarakat sehingga peserta didik menjadi insan yang cerdas dan mempunyai
akhlak yang baik. meskipun berbeda namun
kedua pengertian saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan
tanpa pengajaran akan menciptakan individu yang berakhlak baik, bernurani tapi
tidak menguasai ilmu pengetahuan, tekonologi maupun keterampilan. Begitu juga
sebaliknya pengajaran tanpa pendidikan akan tercipta insan yang cerdas,
memiliki skill tinggi menguasai teknologi dan iptek namuan tidak memiliki hati
nurani dan akhlak yang baik. Sehingga keduanya harus menjadi satu hal yang
tidak dapat dipisahkan.
Sumber Gambar: almasakbar45.blogspot.com
Saat ini banyak sekali efek dari
pendidikan yang hanya melakukan pengajaran tanpa memahami mendidik dengan
transfer nilai yang tepat. Kalangan pendidik merasa telah melakukan pendidikan,
namun dengan cara yang kurang efektif sehingga hasilnya hanya menciptakan
peserta didik dengan prestasi tinggi dan mengesampingkan aspek nilai. Efek yang
ditimbulkan yaitu banyaknya pejabat tinggi yang melakukan korupsi, orang-orang
yang ahli dalam suatu bidang cenderung membodohi orang lain, cerdas namun tidak
memiliki rasa kepedulian terhadap sesama dan sebagainya. Hal ini adalah efek
jangka lama dari pendidikan yang dimaknai sebagai pengajaran saja. Efek jangka
pendeknya banyak peserta didik yang banyak memperoleh medali olimpiade,
rangking terbaik namun terlibat tawuran ataupun bulliying kasus narkoba bahkan seks bebas. Efek-efek inilah yang
sekarang banyak terjadi pada bangsa Indonesia.
sumber gambar: blog.umy.ac.id
Pendidikan berkarakter menjadi kunci
dari permasalahan-permasalan tersebut. Bayangkan saja bagaimana bangsa
Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang maju dan beradab kalau generasi muda
yang menggantikan generasi tua sekarang tidak memiliki karakter yang kuat? Bangsa akan menjadi bangsa yang hancur, kacau
balau, pemerintahan yang tidak amanah dan cenderung korup, tentu saja hal ini
menjadi bumerang sendiri untuk bangsa Indonesia. Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan
berkarakter bukan hanya tugas dari pendidikan agama, maupun Pkn. Pendidikan
karakter juga bukan materi bahkan mata pelajaran/mata kuliah baru yang harus
diajarkan secara teoritis, namun pendidikan karakter menyatu dalam proses
mengajar dan mendidik. Artinya pendidik tidak hanya melakukan pengajaran saja (transfer of knowledge) tetapi juga transfer of value dan pembentukan
karakter siswa menjadi insan yang cerdas, mandiri, bernurani, memiliki watak
yang baik dan bersikap memanusiakan manusia.
Pendidikan
berkarakter harus diterapkan pada setiap proses pembelajaran pada setiap mata
pelajaran atau mata kuliah dan tidak menjadi tugas pokok dari mata pelajaran
agama dan Pkn. Misal pada mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidik tidak hanya
menyampaikan penjelasan sebuah cerita tetapi memaknai cerita tersebut, mata
pelajaran IPS mempelajari dampak dari suatu kebijakan yang dibuat pemerintah
terhadap warganya dengan cara kerja lapangan mengajak siswa mencari tahu secara
langsung efek positif dan negatif untuk masyarakat tentu saja hal ini dapat
mengembangkan sikap sosial siswa dan dari semua mata pelajaran mata kuliah
lainnya.
Dengan
adanya pendidikan yang berkarakter ini sudah dapat dipastikan suatu bangsa akan
menjadi bangsa yang maju yang bermartabat. Sebuah bangsa akan memiliki generasi
penerus yang handal dalam bidangnya, yang cerdas dengan mengandalkan
intelektualnya dan memiliki akhlak yang baik, yang peduli terhadap sesama dan
lingkungannya serta amanah. Bukankah bangsa ini sangat merindukan sosok
intelektual handal yang menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan namun memiliki
akhlak yang baik? Bukankah bangsa ini sudah gerah dengan para pemimpinnya yang
cerdas, intelek namun juga seorang koruptor dan tidak amanah teradap aspirasi
rakyat?.
Semoga
kalangan pendidik serta masyarakat mampu memahami, mengerti, melaksanakan dan
mewujudkan pendidikan berkarakter untuk bangsa kita yang telah gerah akan hasil
pendidikan yang tidak mengutamakan nilai dan tidak mengembangkan akhlak
posistif. Majulah pendidikan Indonesia…