Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
oleh: Arip Wahyudi - CGP Angkatan 11 - Kab Wonogiri
A.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. CGP
membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan
beraneka cara dan media.
2. CGP
dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari
pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan
keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
B.
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan
ini dan tafsirkan apa maksudnya: “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching
kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert
·
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan
proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
·
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kita?
·
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan Anda?
Menurut Anda,
apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang
telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
"Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik" adalah sebuah ungkapan yang menyoroti pentingnya
pendidikan karakter selain pendidikan akademik.
·
Mengajarkan menghitung: Ini
merujuk pada kemampuan kognitif dasar, seperti matematika, yang penting untuk
kehidupan sehari-hari.
·
Mengajarkan apa yang berharga: Ini mengacu pada
pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan karakter yang baik. Ini mencakup
hal-hal seperti kejujuran, empati, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap
sesama.
Kutipan ini
menyiratkan bahwa:
- Pentingnya keseimbangan: Pendidikan yang seimbang
harus mencakup pengembangan seluruh aspek diri, baik intelektual, dan sosial
emosional.
- Nilai-nilai lebih penting: Meskipun keterampilan
akademik penting, nilai-nilai moral yang kuat akan menjadi fondasi yang
lebih kokoh bagi individu untuk menjalani hidup.
Kaitan dengan
pembelajaran: Sebagai model bahasa besar, saya tidak mengalami
proses pembelajaran seperti manusia. Namun, saya dapat memahami bahwa kutipan
ini relevan dengan konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran
yang efektif tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan
bersosialisasi.
Dampak
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai: Pengambilan keputusan yang didasarkan
pada nilai-nilai etika dan moral akan memiliki dampak positif pada lingkungan
kita:
- Membangun hubungan yang lebih baik: Keputusan yang
mempertimbangkan kepentingan orang lain akan memperkuat hubungan sosial.
- Meningkatkan kesejahteraan bersama: Keputusan yang
berorientasi pada kebaikan bersama akan menciptakan lingkungan yang lebih
harmonis dan berkelanjutan.
- Menginspirasi orang lain: Contoh yang baik akan
menginspirasi orang lain untuk bertindak secara etis.
Kontribusi
Pemimpin Pembelajaran: Sebagai pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi
dalam beberapa cara:
- Menjadi role model: Menunjukkan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada siswa.
- Memfasilitasi diskusi: Menciptakan ruang yang aman
bagi siswa untuk berbagi pendapat dan belajar dari satu sama lain.
- Menerapkan pembelajaran berbasis proyek: Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan dan nilai-nilai mereka
dalam proyek-proyek nyata.
- Mengembangkan kurikulum yang holistik: Memastikan
kurikulum tidak hanya mencakup materi akademik, tetapi juga pendidikan
karakter.
Kesimpulan:
Kutipan
tersebut mengingatkan kita bahwa pendidikan yang sejati tidak hanya tentang
mencetak individu yang cerdas, tetapi juga individu yang baik. Sebagai pemimpin
pembelajaran, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar
yang mendukung pertumbuhan holistik siswa.
C.
Rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran CGP
sampai saat ini pada program guru penggerak
· Bagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang pemimpin pembelajaran yang mengadopsi filosofi
Ki Hadjar Dewantara dapat menjadi sosok yang inspiratif dan efektif. Dengan
semboyan "Ing Ngarso Sung Tuladha", pemimpin tidak hanya
memberikan perintah, tetapi juga secara langsung menunjukkan contoh perilaku
yang diharapkan dari murid-muridnya. Misalnya, seorang guru yang ingin
menanamkan nilai disiplin dapat menunjukkan kedisiplinan dalam hal waktu, kerapian,
dan pelaksanaan tugas. Selanjutnya, semboyan "Ing Madyo Mangun Karso"
mendorong pemimpin untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
berkolaborasi dengan murid-murid, dan menciptakan suasana yang kondusif bagi
tumbuh kembang mereka. Misalnya, guru dapat memfasilitasi diskusi kelompok,
memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendorong murid-murid untuk
berpikir kritis. Terakhir, semboyan "Tut Wuri Handayani"
menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari belakang. Seorang pemimpin
yang bijaksana akan selalu siap memberikan bantuan dan bimbingan ketika
murid-murid membutuhkannya.
· Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita
akan termanifestasi dalam karakter pribadi kita. Karakter seorang pemimpin,
yang merupakan cerminan dari kepribadian, watak, dan sifatnya, terbentuk
melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan sepanjang hidup. Lingkungan
keluarga, pendidikan formal, pengalaman hidup, dan interaksi sosial semuanya
berperan dalam membentuk karakter seseorang. Pengalaman-pengalaman ini
membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kemudian menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan. Sejak kecil, seorang anak mulai menyerap nilai-nilai
dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai inilah yang
kemudian menjadi pedoman dalam menjalani hidup dan membentuk karakter yang
kuat.
· Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Seorang pemimpin pembelajaran yang efektif harus
menguasai kerangka kerja pengambilan keputusan yang sistematis, seperti 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam konteks coaching,
pendamping atau fasilitator berperan krusial dalam memandu Calon Guru Penggerak
(CGP) melalui setiap langkahnya. Misalnya, pada tahap investigasi trilema,
pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan menantang dapat mendorong CGP untuk
menggali lebih dalam dan menemukan alternatif solusi yang sebelumnya mungkin
tidak terpikirkan. Dengan demikian, CGP dapat membuat keputusan yang lebih
informatif dan berdampak.
· Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Kompetensi sosial dan emosional yang kita bicarakan
sejatinya merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional
memungkinkan kita untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang
lain dengan efektif. Dalam konteks pengambilan keputusan, kecerdasan emosional
membantu kita untuk membuat pilihan yang tidak hanya rasional, tetapi juga
mempertimbangkan aspek sosial dan etika. Dengan kata lain, kecerdasan emosional
adalah kunci untuk menjadi pengambil keputusan yang bijaksana.
· Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik yang berpegang teguh pada nilai-nilai
kebajikan akan terlihat dalam tindakan sehari-hari. Misalnya, ia akan selalu
berusaha memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada semua siswa tanpa
memandang latar belakang mereka. Ia juga akan membangun hubungan yang positif
dengan siswa, orang tua, dan rekan sejawat berdasarkan rasa saling menghormati
dan kepercayaan.
· Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat adalah kunci untuk
menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan
memperhatikan nilai-nilai, informasi, analisis, dan partisipasi, kita dapat
membuat keputusan yang bijaksana dan berdampak positif bagi diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan sekitar.
· Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Konflik pandangan yang kami alami merupakan
manifestasi dari dilema etika yang kompleks. Dilema etika seringkali muncul
ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang melibatkan nilai-nilai
yang saling bertentangan, seperti keadilan, integritas, dan empati. Dalam
konteks sekolah, kami seringkali harus memilih antara menegakkan aturan secara
ketat dan memberikan kesempatan kedua bagi siswa yang melakukan kesalahan.
Menemukan solusi yang etis dalam situasi seperti ini membutuhkan pertimbangan
yang matang dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
· Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan untuk menerapkan pembelajaran
yang berdiferensiasi merupakan langkah penting dalam mewujudkan konsep Merdeka
Belajar. Dengan mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, dan tingkat
kemampuan masing-masing siswa, guru menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan memberdayakan. Melalui diferensiasi, siswa tidak hanya menerima
materi pelajaran yang sama, tetapi juga diberikan kesempatan untuk
mengeksplorasi konsep-konsep yang sama dengan cara yang berbeda-beda, sehingga
setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Hal ini
tidak hanya meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi
tumbuh kembangnya berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Bagi
guru, pembelajaran yang berdiferensiasi merupakan peluang untuk membangun
hubungan yang lebih personal dengan siswa dan merasakan kepuasan dalam melihat
potensi siswa berkembang secara optimal.
· Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan untuk menerapkan pembelajaran
yang berdiferensiasi merupakan langkah maju dalam menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan memberdayakan. Dengan mengakomodasi perbedaan gaya
belajar, minat, dan tingkat kemampuan masing-masing siswa, guru tidak hanya
sekedar menyampaikan materi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi setiap
siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep dengan cara yang paling sesuai bagi
mereka. Misalnya, siswa yang visual dapat diberikan tugas membuat presentasi, sementara
siswa yang kinestetik dapat melakukan eksperimen. Hal ini tidak hanya
meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi tumbuh
kembangnya berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap individu.
· Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang saya peroleh adalah bahwa pengambilan
keputusan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat
signifikan terhadap tumbuh kembang siswa. Keputusan yang berlandaskan filosofi
Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun siswa sesuai kodratnya dan berpihak pada
siswa, akan membentuk karakter siswa yang kuat dan berintegritas. Dengan
mengadopsi pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi, guru
tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai
kebajikan dan menghargai keberagaman. Penggunaan alur BAGJA dalam perencanaan
pembelajaran semakin memperkuat upaya menciptakan lingkungan belajar yang
positif dan kondusif, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.
· Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Selama mempelajari modul 3.1, saya menyadari betapa
sering saya dihadapkan pada dilema etika dalam praktik mengajar. Konsep-konsep
yang dipelajari dalam modul ini memberikan saya alat yang berguna untuk
menganalisis situasi, menimbang berbagai alternatif, dan mengambil keputusan
yang etis. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah pemahaman bahwa
keputusan yang kita ambil tidak hanya berdampak pada siswa secara individu,
tetapi juga pada keseluruhan komunitas belajar. Ini mendorong saya untuk selalu
mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang saya
buat.
· Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah menghadapi dilema saat seorang siswa
melanggar aturan sekolah. Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, saya mencoba
menerapkan prinsip penyelesaian dilema dengan menggali fakta dan melibatkan
berbagai pihak. Meskipun tidak mengikuti prosedur 9 langkah secara ketat,
pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berpikir kritis
dan melibatkan berbagai perspektif. Namun, saya menyadari bahwa masih ada aspek
yang perlu saya perbaiki, seperti kurangnya pertimbangan terhadap opsi trilema
dan kurangnya refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Modul 3.1 telah
memberikan saya kerangka berpikir yang kuat, namun penerapannya dalam praktik
membutuhkan lebih banyak latihan dan pengalaman. Ke depan, saya akan berusaha
untuk lebih sistematis dalam menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan
dan selalu mengevaluasi dampak dari setiap keputusan yang saya ambil.
· Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Kemampuan untuk mengenali dilema etika dan bujukan
moral bukan hanya sekadar pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan yang
perlu diasah terus-menerus. Setelah mempelajari 9 langkah pengambilan
keputusan, saya menyadari bahwa refleksi merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan merefleksikan keputusan yang telah
diambil, kita dapat belajar dari kesalahan dan meningkatkan kemampuan kita
dalam membuat keputusan di masa depan. Selain itu, refleksi juga membantu kita
untuk memastikan bahwa keputusan yang kita ambil sesuai dengan nilai-nilai
etika yang kita anut.
· Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari topik pada modul 3.1 ini sangat penting menurut
saya. Modul ini telah memberikan saya fondasi yang kuat dalam pengambilan
keputusan. Dengan memahami 9 langkah pengambilan keputusan, saya kini lebih
mampu menganalisis situasi secara sistematis, mempertimbangkan berbagai
alternatif, dan memilih opsi yang paling optimal. Hal ini sangat bermanfaat,
terutama dalam situasi yang kompleks dan berisiko tinggi. Selain itu, modul ini
juga membantu saya untuk lebih objektif dalam mengevaluasi keputusan yang telah
saya ambil, sehingga saya dapat belajar dari kesalahan dan terus meningkatkan
kemampuan saya.
8 comments:
Luar biasa pak arif sangat menginspirasi
Sangat menginspirasi pak... semangat selalu...
Sangat jelas pak arip,
Alfiah Oktariaini
Dengan memahami 9 langkah pengambilan keputusan, Pak Arif telah mampu menganalisis situasi secara sistematis, mempertimbangkan berbagai alternatif, dan memilih opsi yang paling optimal. Dan itu sangat bermanfaat, terutama dalam situasi yang kompleks dan berisiko tinggi. Selain itu, modul 3.1juga membantu Pak Arif untuk lebih objektif dalam mengevaluasi keputusan yang telah diambil, Dan itu luar biasa sekali..dan patut untuk di terapkan
Ringkasan materi pengambilan keputusan berdasarkan nilai kebajikan lengkap dan runtut
Ringkasan materi yang lengkap..membantu saya dalam pengambilan keputusan dalam sehari hari dengan lebih baik.
Sangat menginspirasi pak arif
Membuka wawasan untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan
Post a Comment