Mekatronika SMK Negeri 3 Sekayu

Jl. Baru Belakang Terminal Randik, Kota Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia

MARI MENULIS

Setajam-tajamnya ingatan masih lebih baik tulisan yang pudar sekalipun

JASA PEMBUATAN MIKROKONTROLLER

Melayani berbagai keperluan Mikrokontroller......

JASA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Cocok buat Anda Mahasiswa untuk Tugas Akhir atau Guru yang ingin tampil beda saat mengajar

ANEKA JAM DIGITAL

Menyediakan Jam Digital BErbagai Ukuran Sesuai Pesanan .....

Tuesday, 22 October 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 oleh: Arip Wahyudi - CGP Angkatan 11 - Kab Wonogiri

 

A.      Tujuan Pembelajaran Khusus :

1.       CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

2.       CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 

B.      Kegiatan Pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya: “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

·       Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

·       Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

·       Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" adalah sebuah ungkapan yang menyoroti pentingnya pendidikan karakter selain pendidikan akademik.

·       Mengajarkan menghitung: Ini merujuk pada kemampuan kognitif dasar, seperti matematika, yang penting untuk kehidupan sehari-hari.

·       Mengajarkan apa yang berharga: Ini mengacu pada pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan karakter yang baik. Ini mencakup hal-hal seperti kejujuran, empati, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama.

Kutipan ini menyiratkan bahwa:

  • Pentingnya keseimbangan: Pendidikan yang seimbang harus mencakup pengembangan seluruh aspek diri, baik intelektual, dan sosial emosional.
  • Nilai-nilai lebih penting: Meskipun keterampilan akademik penting, nilai-nilai moral yang kuat akan menjadi fondasi yang lebih kokoh bagi individu untuk menjalani hidup.

Kaitan dengan pembelajaran: Sebagai model bahasa besar, saya tidak mengalami proses pembelajaran seperti manusia. Namun, saya dapat memahami bahwa kutipan ini relevan dengan konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang efektif tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan bersosialisasi.

Dampak Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai: Pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai etika dan moral akan memiliki dampak positif pada lingkungan kita:

  • Membangun hubungan yang lebih baik: Keputusan yang mempertimbangkan kepentingan orang lain akan memperkuat hubungan sosial.
  • Meningkatkan kesejahteraan bersama: Keputusan yang berorientasi pada kebaikan bersama akan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
  • Menginspirasi orang lain: Contoh yang baik akan menginspirasi orang lain untuk bertindak secara etis.

Kontribusi Pemimpin Pembelajaran: Sebagai pemimpin pembelajaran, saya dapat berkontribusi dalam beberapa cara:

  • Menjadi role model: Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada siswa.
  • Memfasilitasi diskusi: Menciptakan ruang yang aman bagi siswa untuk berbagi pendapat dan belajar dari satu sama lain.
  • Menerapkan pembelajaran berbasis proyek: Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan dan nilai-nilai mereka dalam proyek-proyek nyata.
  • Mengembangkan kurikulum yang holistik: Memastikan kurikulum tidak hanya mencakup materi akademik, tetapi juga pendidikan karakter.

Kesimpulan:

Kutipan tersebut mengingatkan kita bahwa pendidikan yang sejati tidak hanya tentang mencetak individu yang cerdas, tetapi juga individu yang baik. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan holistik siswa.

 

C.       Rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran CGP sampai saat ini pada program guru penggerak

·       Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mengadopsi filosofi Ki Hadjar Dewantara dapat menjadi sosok yang inspiratif dan efektif. Dengan semboyan "Ing Ngarso Sung Tuladha", pemimpin tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga secara langsung menunjukkan contoh perilaku yang diharapkan dari murid-muridnya. Misalnya, seorang guru yang ingin menanamkan nilai disiplin dapat menunjukkan kedisiplinan dalam hal waktu, kerapian, dan pelaksanaan tugas. Selanjutnya, semboyan "Ing Madyo Mangun Karso" mendorong pemimpin untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, berkolaborasi dengan murid-murid, dan menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuh kembang mereka. Misalnya, guru dapat memfasilitasi diskusi kelompok, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendorong murid-murid untuk berpikir kritis. Terakhir, semboyan "Tut Wuri Handayani" menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari belakang. Seorang pemimpin yang bijaksana akan selalu siap memberikan bantuan dan bimbingan ketika murid-murid membutuhkannya.

 

·       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita akan termanifestasi dalam karakter pribadi kita. Karakter seorang pemimpin, yang merupakan cerminan dari kepribadian, watak, dan sifatnya, terbentuk melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan sepanjang hidup. Lingkungan keluarga, pendidikan formal, pengalaman hidup, dan interaksi sosial semuanya berperan dalam membentuk karakter seseorang. Pengalaman-pengalaman ini membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kemudian menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Sejak kecil, seorang anak mulai menyerap nilai-nilai dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadi pedoman dalam menjalani hidup dan membentuk karakter yang kuat.

 

·       Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Seorang pemimpin pembelajaran yang efektif harus menguasai kerangka kerja pengambilan keputusan yang sistematis, seperti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam konteks coaching, pendamping atau fasilitator berperan krusial dalam memandu Calon Guru Penggerak (CGP) melalui setiap langkahnya. Misalnya, pada tahap investigasi trilema, pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan menantang dapat mendorong CGP untuk menggali lebih dalam dan menemukan alternatif solusi yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan. Dengan demikian, CGP dapat membuat keputusan yang lebih informatif dan berdampak.

 

·       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Kompetensi sosial dan emosional yang kita bicarakan sejatinya merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional memungkinkan kita untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain dengan efektif. Dalam konteks pengambilan keputusan, kecerdasan emosional membantu kita untuk membuat pilihan yang tidak hanya rasional, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial dan etika. Dengan kata lain, kecerdasan emosional adalah kunci untuk menjadi pengambil keputusan yang bijaksana.

 

·       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan akan terlihat dalam tindakan sehari-hari. Misalnya, ia akan selalu berusaha memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada semua siswa tanpa memandang latar belakang mereka. Ia juga akan membangun hubungan yang positif dengan siswa, orang tua, dan rekan sejawat berdasarkan rasa saling menghormati dan kepercayaan.

 

·       Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan memperhatikan nilai-nilai, informasi, analisis, dan partisipasi, kita dapat membuat keputusan yang bijaksana dan berdampak positif bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

 

·       Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Konflik pandangan yang kami alami merupakan manifestasi dari dilema etika yang kompleks. Dilema etika seringkali muncul ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang melibatkan nilai-nilai yang saling bertentangan, seperti keadilan, integritas, dan empati. Dalam konteks sekolah, kami seringkali harus memilih antara menegakkan aturan secara ketat dan memberikan kesempatan kedua bagi siswa yang melakukan kesalahan. Menemukan solusi yang etis dalam situasi seperti ini membutuhkan pertimbangan yang matang dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.

 

·       Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan untuk menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi merupakan langkah penting dalam mewujudkan konsep Merdeka Belajar. Dengan mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, dan tingkat kemampuan masing-masing siswa, guru menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan. Melalui diferensiasi, siswa tidak hanya menerima materi pelajaran yang sama, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang sama dengan cara yang berbeda-beda, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi tumbuh kembangnya berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Bagi guru, pembelajaran yang berdiferensiasi merupakan peluang untuk membangun hubungan yang lebih personal dengan siswa dan merasakan kepuasan dalam melihat potensi siswa berkembang secara optimal.

 

·       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan untuk menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi merupakan langkah maju dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan. Dengan mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, dan tingkat kemampuan masing-masing siswa, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep dengan cara yang paling sesuai bagi mereka. Misalnya, siswa yang visual dapat diberikan tugas membuat presentasi, sementara siswa yang kinestetik dapat melakukan eksperimen. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi tumbuh kembangnya berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap individu.

 

·       Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang saya peroleh adalah bahwa pengambilan keputusan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap tumbuh kembang siswa. Keputusan yang berlandaskan filosofi Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun siswa sesuai kodratnya dan berpihak pada siswa, akan membentuk karakter siswa yang kuat dan berintegritas. Dengan mengadopsi pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi, guru tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebajikan dan menghargai keberagaman. Penggunaan alur BAGJA dalam perencanaan pembelajaran semakin memperkuat upaya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.

 

·       Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Selama mempelajari modul 3.1, saya menyadari betapa sering saya dihadapkan pada dilema etika dalam praktik mengajar. Konsep-konsep yang dipelajari dalam modul ini memberikan saya alat yang berguna untuk menganalisis situasi, menimbang berbagai alternatif, dan mengambil keputusan yang etis. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah pemahaman bahwa keputusan yang kita ambil tidak hanya berdampak pada siswa secara individu, tetapi juga pada keseluruhan komunitas belajar. Ini mendorong saya untuk selalu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang saya buat.

 

·       Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menghadapi dilema saat seorang siswa melanggar aturan sekolah. Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, saya mencoba menerapkan prinsip penyelesaian dilema dengan menggali fakta dan melibatkan berbagai pihak. Meskipun tidak mengikuti prosedur 9 langkah secara ketat, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya berpikir kritis dan melibatkan berbagai perspektif. Namun, saya menyadari bahwa masih ada aspek yang perlu saya perbaiki, seperti kurangnya pertimbangan terhadap opsi trilema dan kurangnya refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Modul 3.1 telah memberikan saya kerangka berpikir yang kuat, namun penerapannya dalam praktik membutuhkan lebih banyak latihan dan pengalaman. Ke depan, saya akan berusaha untuk lebih sistematis dalam menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan dan selalu mengevaluasi dampak dari setiap keputusan yang saya ambil.

·       Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Kemampuan untuk mengenali dilema etika dan bujukan moral bukan hanya sekadar pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan yang perlu diasah terus-menerus. Setelah mempelajari 9 langkah pengambilan keputusan, saya menyadari bahwa refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Dengan merefleksikan keputusan yang telah diambil, kita dapat belajar dari kesalahan dan meningkatkan kemampuan kita dalam membuat keputusan di masa depan. Selain itu, refleksi juga membantu kita untuk memastikan bahwa keputusan yang kita ambil sesuai dengan nilai-nilai etika yang kita anut.

 

·       Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik pada modul 3.1 ini sangat penting menurut saya. Modul ini telah memberikan saya fondasi yang kuat dalam pengambilan keputusan. Dengan memahami 9 langkah pengambilan keputusan, saya kini lebih mampu menganalisis situasi secara sistematis, mempertimbangkan berbagai alternatif, dan memilih opsi yang paling optimal. Hal ini sangat bermanfaat, terutama dalam situasi yang kompleks dan berisiko tinggi. Selain itu, modul ini juga membantu saya untuk lebih objektif dalam mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil, sehingga saya dapat belajar dari kesalahan dan terus meningkatkan kemampuan saya.

Sunday, 15 September 2024

laporan Hasil Telaah Video Kelas Kewirausahaan

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Senang sekali kali ini kita bisa berjumpa lagi. Kali ini Saya akan menyajikan laporan hasil telaah video Kelas Kewirausahaan (link: https://www.youtube.com/watch?v=Cen__rOpKlU ) sebagai bagian dari tugas Piloting PPG tahap 2 tahun 2024 pada aktivitas Demonstrasi Kontekstual Modul Pembelajaran dan Asesmen Pembelajaran Kelas Kewirausahaan. Berikut adalah laporan hasil telaah video yang telah kami buat bersama beberapa rekan guru: Bentuk kelas Kewirausahaan di SMKN 1 Cikalongkulon adalah Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Kelas Wirausaha di SMKN 1 Cikalongkulon dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: • Kelas X melalui kegiatan dengan target tertentu, mereka diberikan analisis usaha untuk lingkungan sekitar mereka. • Kelas 11 mereka melalui projector dengan bantuan bank mini sekolah. • Kelas 12 yang sudah berwirausaha dikembangkan melalui mentor sebaya bagi adik-adik kelasnya. Jenis pekerjaan pada kelas Kewiraushaan tersebut yaitu: Usaha Kiliner, Usaha peternakan, Usaha tanaman hias Anggrek, penjual buah dan sayur, dan bisnis online dengan produk tas, Sepatu & baju. Menurut kami setiap peserta didik mempelajari pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan bakat, minat, kesempatan dan peluang yang mereka lihat.Kami tidak melihat dan mendengar dalam video tersebut membahas jobsheet/SOP. Namun kami yakin pasti ada Jobsheet/SOP dalam pelaksanaanya. Guru berperan sebagai pembimbing bagi siswa dalam kelas wirausaha. Setelah menyimak video tersebut kami menyimpulkan bahwa guru bersama peserta didik melakukan Quality Control secara bertahap melalui terlibatnya siswa kelas XII sebagai mentor sebaya. Asesmen pembelajaran berbasis kelas kewirausahaan dilakukan berdasarkan pemenuhan standar proses dan spesifikasi produk/layanan jasa yang dipersyaratkan oleh konsumen, serta ketercapaian omzet yang ditetapkan. Kelas Kewirausahaan dan Pembelajaran model PjBL sama-sama memiliki orientasi produk, perencanaan dan analisis, dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok namun ada sedikit perbedaan menurut kami yaitu pada aspek target omset. Demikian hasil telaah kami, semoga membawa manfaat. kami akan merasa senang apabila rekan-rekan dapat memberikan tanggapan baik kritik, saran, masukan, dan tambahan mengenai telaah yang telah kami buat. Terimakasih, wassalamualaikum wr.wb.

Friday, 11 January 2013

DIODA

Dioda merupaka komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor bersifat sebagai isolator pada suhu sekitar 0°C dan pada suhu kamar (±27°C) bersifat sebagai konduktor. Bahan semikonduktor yang digunakan pada dioda umumnya terbuat dari bahan silicon dan germanium.
Dioda adalah suatu komponen elektronika yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja. Dioda yang lazim menggunakan sambungan semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. Secara skematis dioda sambungan P-N dilakukan seperti pada gambar dibawah.
Gambar ilustrasi di atas   menunjukkan sambungan P-N memiliki lapisan deplesi (depletion layer), yaitu lapisan yang memiliki keseimbangan antara hole dan elektron atau juga disebut dengan daerah pengosongan. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron, sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap bebas. Lalu bila dioda diberi bias positif, yaitu memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N (bias maju/forward bias), maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole pada sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Hal ini disebut aliran hole dari P menuju N, kalau menggunakan terminology arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrk dari sisi P ke sisi N.
Bias Maju (Forward Bias)

Bias Mundur (Reverse Bias)

Sebaliknya apakah yang akan terjadi apabila polaritas sumber tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas lebih besar dari pada sisi P.
Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron dari N ke P atau aliran hole dari P ke N. kerana baik hole atau elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan.  Bahkan lapisan deplesi (lapisan pengosongan) semakin besar dan menghalangi terjadinya aliran hole dari P ke N (aliran arus).
Demikianlah prinsip kerja dioda yang hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja yaitu dari P (anoda) ke N (katoda). Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding lapisan deplesi. Untuk dioda dari bahan silicon tegangan konduksi adalah di atas 0,7 Volt, sedangkan untuk dioda dari bahan germanium tegangan konduksinya adalah di atas 0,3 Volt.
Sebaliknya untuk bias negative dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya sampai beberapa puluh bahkan ratusan Volt. Peristiwa tersbeut disebut breakdown, dimana dioda tidak dapat lagi menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi. Tegangan yang mampu melewati rangkaian reverse bias dioda disebut dengan tegangan breakdown.
Dioda dinyatakan dalam ukuran menurut kemampuan kuat arus yang mampu dialirkan. Semakin besar ukuran fisik dioda, semakin besar kuat arus yang mampu dialirkan. Ukuran arus tersebut merupakan nilai maksimal yang tidak boleh dilampaui, apabila dilampaui maka dioda akan mengalami kerusakan. Khusus bagi dioda dengan kempuan besar biasanya disertai dengan plat pendingin.
Jenis – Jenis Dioda :
1.    Dioda Penyearah (rectifier)
Ø  Berfungsi untuk menyearahkan tegangan, dari tegangan AC ke tegangan DC.
Ø  Terbuat dari bahan silicon.
Ø  Banyak digunakan pada rangkaian catu daya (adaptor).
Ø  Penentuan kaki anoda dan katoda dapat dilakukan dengan melihat garis / gelang pada body dioda, kaki yang dekat dengan gelang adalah kaki katoda.
Ø  Apabila garis sudah hilang, penentuan kaki dapat dilakukan dengan menggunakan multimeter. Atur multimeter analog pada fungsi Ohmmeter, hubungkan kedua probe ke kaki dioda. Tukar probe ke keki sisi lain apabila jarum belum menyimpang. Apabila jarum multimeter sudah menyimpang maka kaki yang terhubung dengan probe hitam adalah kaki anoda sedangkan kaki yang terhubung dengan probe merah adalah kaki katoda.
Ø  Perhatikan gambar di bawah, gember tersebut menunjukkan pengujian dioda yang masih normal. Dioda dinyatakan rusak apabila pada gambar A dan B jarum multimeter tetap menyimpang.
2.    Dioda Jembatan (Bridge)
Ø  Digunakan untuk rangkaian penyearah gelombang penuh pada catu daya (adaptor)
Ø  Memiliki empat kaki, 2 kaki input untuk disambungkan ke sumber tegangan AC, 2 kaki output DC ( + / - )sebagai hasil penyearahan. 
Ø  Dapat dibentuk dari 4 buah dioda penyearah yang dirangkai seperti pada gambar.
Ø  Untuk dioda brigde dengan kemampuan daya yang besar disertai plat / dudukan pendingin. 
3.    Dioda Zener
Dioda Zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdownnya. Apabila sebuah dioda Zener diberikan bias mundur dengan tegangan kecil, dioda ini akan bereaksi seperti dioda biasa yaitu tidak menghantarkan arus listrik. Namun apabila diberi bias mundur dengan tegangan melebihi batas tegangan Zenernya maka dioda akan menghantarkan arus listrik dari Katoda ke Anoda.
Tegangan Zener dari sebuah ditetapkan pada saat dioda tersebut dibuat. Tegangan ini biasanya berada dalam kisaran 2,7 V hingga 200 V, dengan toleransi 5 %. Nilai tegangan Zener tertulis pada body dioda Zener. Kemampuan daya yang dimiliki dioda Zener mulai dari 1/4 Watt sampai 50 Watt. Semakin besar ukuran fisik dioda zener semakin besar pula kemampuan daya dioda tersebut. Daya dioda Zener adalah perkalian antara tegangan dan arusnya yaitu:
Pz = V z  x  Iz
Selama Pz kurang dari Pz maksimumnya dioda zener tidak akan rusak. Dioda Zener banyak digunakan sebagai penyetabil tegangan / pembatas tegangan. 
4.    Light Emiting Dioda (LED)
Bila dioda di forward bias, elektron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh pada pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda LED energy ini dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah energy ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar seperti gallium, arsen, dan phosphor pabrik dapat membuat LED yang dapat memancarkan cahaya berwarna merah, kuning, hijau, biru, dan infra merah (tidak kelihatan).
 LED biasa digunakan sebagai indicator, peralatan display, jam digital dan lain sebagainya, sedangkan LED infra merah banyak digunakan pada remote televisi, peralatan pengamanan dari tindak pencurian. Keuntungan lampu LED dibandingkan lampu pijar adalah umurnya yang lebih panjang dan tegangannya rendah. LED umumnya hanya memerlukan 2 volt untuk dapat menyala secara normal. Apabila LED mendapatkan tegangan yang lebih besar maka LED akan mengalami kerusakan, maka dalam pemasangannya LED memerlukan resisrtor yang dipasang secara seri sebagai pembatas arus dan tegangan.
Penentuan kaki LED dapat dilakukan dengan melihat kakinya, kaki yang panjang adalah kaki Anoda, sedangkan kaki Katoda adalah kaki yang pendek. Cara lain yaitu sama seperti menentukan kaki pada dioda penyearah. Atur multimeter analog pada fungsi Ohmmeter, hubungkan kedua probe ke kaki LED. Tukar probe ke keki sisi lain apabila jarum belum menyimpang. Apabila jarum multimeter sudah menyimpang atau LED menyala maka kaki yang terhubung dengan probe hitam adalah kaki anoda sedangkan kaki yang terhubung dengan probe merah adalah kaki katoda.
Pengujian LED juga mirip dengan pengujian dioda penyearah, bedanya apabila LED normal saat di uji LED juga akan menyala pada saat Anoda terhubung dengan probe hitam dan Katoda terhubung dengan probe merah.   
5.    Photo Dioda
Bila diperhatikan, simbol Photo Dioda hampir mirip dengan simbol LED, bedanya adalah simbol LED memiliki anak panah kea rah luar yang artinya memancarkan cahaya. Sedangkan pada simbol Photo Dioda memiliki arah anak panah ke dalam, ini artinya Photo Dioda meneima cahaya dari luar. Nanum pada bentuk fisik antara LED dan Photo dioda memiliki kesamaan. 
Energi Thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energy cahaya juga menghasilkan pembawa minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar, pabrik dapat membuat photo dioda. Jika cahaya luar mengenai junction photo dioda yang di rangkai bias mundur (revesre bias) akan dihasilkan pasangan elektron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus bias mundur (reverse). Oleh sebab itu Photo dioda dapat digunakan sebagai sensor cahaya yang baik. 
6.     Dioda Schottky
Dioda jenis ini menggunakan logam emas, perak, atau platina pada salah satu sisi junction (biasanya pada tipe-N) yang di dop ke sisi lain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar (tidak berpolaritas) karena electron bebas  merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction. Dioda Schottky tidak memiliki lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan, sehingga ia dapat di switch (nyala-mati) lebiih cepat daripada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyerahkan tegangan diatas frequensi 300MHz, jauh diatas kemampuan dioda bipolar (dioda penyearah).
Rangkaian – Rangkaian Dioda:
1.    Rangakaian Penyearah Setengah Gelombang
Rangkaian penyearah adalah rangkaian yang mampu mengkonversikan tegangan AC menjadi tegangan DC. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang adalah rangkaian penyearah yang hanya menghasilkan arus output dari setengah siklus arus input. Rangkaiannya terdiri dari sebuah diode penyearah saja.
Pada rangkaian dibawah, diperlihatkan kondisi pada kondisi setangah siklus positif fase memiliki tegangan lebih tinggi (+) dari netral (-) sehingga dioda mendapat bias maju (forward bias) sehingga dapat menghantarkan arus. Arus mengalir melewati dioda ke beban dan kembali menuju trafo melewati jalur 0 volt.
Sementara itu dioda tidak menghantarkan arus listrik selama setengah siklus negatif AC yaitu fase memiliki tegangan lebih rendah (-) dari netral (+), sebagaimana diperlihatkan gambar dibawah:
Bentuk gelombang arus yang melewati beban dapat dilihat pada gambar dibawah. Meskipun terlihat naik turun, tegangan tetap bernilai positif. Tegangan semacam ini setara dengan tegangan DC.
 
Dengan membandingkan grafik tegangan input AC dan tegangan output DC kita dapat mengetahui bahwa:
Ø  Tidak terdapat output selama setengah siklus negatif. Setengah dari daya input terbuang sia-sia.
Ø Amplitudo (tinggi gelombang) / tegangan output lebih kecil dibandingkan dengan amplitudo input. Hal ini disebabkan oleh timbulnya tegangan maju (tegangan konduksi) pada diode.
2.    Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
Sesuai dengan namanya, rangkaian penyearah gelombang penuh akan menghasilkan gelombang secara penuh baik pada setengah siklus positif atau pada setengah siklus negatif. Rangkaian dibawah ini menyearahkan tegangan AC menggunakan sebuah rangkaian dioda jembatan (bridge) yang terdiri dari 4 buah dioda.
Selama setenga siklus positif, dioda D1 dan diode D2 mendapat bias maju, sehingga keduanya menghantarkan arus. Diode D3 dan diode D4 mendapatkan bias mundur, sehingga tidak menhantarkan arus. Arus mengalir melewati beban sebagaimana diperlihatkan gambar berikut ini:
Selama setengah siklus negatif, diode D1 dan diode D2 mendapat bias mundur sehingga keduanya tidak mengalirkan arus. Diode D3 dan D4 memperoleh bias maju sehingga menghantarkan arus.
 
Kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah bahwa arus terus mengalir melewati beban, pada arah yang sama sebagaimana sebelumnya. Grafik-grafik tegangan input dan tegangan output adalah sebagai berikut:
 
Rangkaian penyearah tetap menghasilkan output selama berlangsungnya kedua siklus setengah gelombang, sehingga rangkaian ini efisien 100 %. 
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh juga dapat dibuat menggunakan 2 buah diode saja, tetapi menggunakan transformator tipe center tap (CT). Trafo CT memiliki 2 buah fase dan sebuah terminal CT sebagai 0 atau netral. setiap fase memiliki sudut yang berbeda 180°. Perbedaan sudut fase inilah yang dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil penyearahan gelombang penuh. Apabila diperhatikan rangkaian penyearah gelombang penuh menggunakan trafo CT sebenarnya sama dengan 2 buah rangkaian penyarah setengah gelombang.


Semoga Bermanfaat, ...
Salam Lemper..

Thursday, 20 December 2012

MASA DEPAN BANGSA CERAH DENGAN PENGAJARAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER


      Seringkali orang menyamakan arti pengajaran dan pendidikan, padahal keduanya sangat berbeda. Pengajaran dapat diartikan sebagai transfer ilmu pengetahuan (knowledge) maupun keterampilan (skill), dalam hal ini untuk mengembangkan aspek kognitif dan psikomotor peserta didik. Sedangkan pendidikan merupakan transfer ilmu pengetahuan, keterampilan serta nilai (value) untuk mengembangkan aspek rasa (afektif), nilai-nilai tersebut berupa nilai kemanusiaan yang berlaku dimasyarakat sehingga peserta didik menjadi insan yang cerdas dan mempunyai akhlak yang baik.  meskipun berbeda namun kedua pengertian saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan tanpa pengajaran akan menciptakan individu yang berakhlak baik, bernurani tapi tidak menguasai ilmu pengetahuan, tekonologi maupun keterampilan. Begitu juga sebaliknya pengajaran tanpa pendidikan akan tercipta insan yang cerdas, memiliki skill tinggi menguasai teknologi dan iptek namuan tidak memiliki hati nurani dan akhlak yang baik. Sehingga keduanya harus menjadi satu hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sumber Gambar: almasakbar45.blogspot.com

      Saat ini banyak sekali efek dari pendidikan yang hanya melakukan pengajaran tanpa memahami mendidik dengan transfer nilai yang tepat. Kalangan pendidik merasa telah melakukan pendidikan, namun dengan cara yang kurang efektif sehingga hasilnya hanya menciptakan peserta didik dengan prestasi tinggi dan mengesampingkan aspek nilai. Efek yang ditimbulkan yaitu banyaknya pejabat tinggi yang melakukan korupsi, orang-orang yang ahli dalam suatu bidang cenderung membodohi orang lain, cerdas namun tidak memiliki rasa kepedulian terhadap sesama dan sebagainya. Hal ini adalah efek jangka lama dari pendidikan yang dimaknai sebagai pengajaran saja. Efek jangka pendeknya banyak peserta didik yang banyak memperoleh medali olimpiade, rangking terbaik namun terlibat tawuran ataupun bulliying kasus narkoba bahkan seks bebas. Efek-efek inilah yang sekarang banyak terjadi pada bangsa Indonesia.
sumber gambar: blog.umy.ac.id

      Pendidikan berkarakter menjadi kunci dari permasalahan-permasalan tersebut. Bayangkan saja bagaimana bangsa Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang maju dan beradab kalau generasi muda yang menggantikan generasi tua sekarang  tidak memiliki karakter yang kuat?  Bangsa akan menjadi bangsa yang hancur, kacau balau, pemerintahan yang tidak amanah dan cenderung korup, tentu saja hal ini menjadi bumerang sendiri untuk bangsa Indonesia. Karakter merupakan nilai-nilai  perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
         Pendidikan berkarakter bukan hanya tugas dari pendidikan agama, maupun Pkn. Pendidikan karakter juga bukan materi bahkan mata pelajaran/mata kuliah baru yang harus diajarkan secara teoritis, namun pendidikan karakter menyatu dalam proses mengajar dan mendidik. Artinya pendidik tidak hanya melakukan pengajaran saja (transfer of knowledge) tetapi juga transfer of value dan pembentukan karakter siswa menjadi insan yang cerdas, mandiri, bernurani, memiliki watak yang baik dan bersikap memanusiakan manusia.
        Pendidikan berkarakter harus diterapkan pada setiap proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran atau mata kuliah dan tidak menjadi tugas pokok dari mata pelajaran agama dan Pkn. Misal pada mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidik tidak hanya menyampaikan penjelasan sebuah cerita tetapi memaknai cerita tersebut, mata pelajaran IPS mempelajari dampak dari suatu kebijakan yang dibuat pemerintah terhadap warganya dengan cara kerja lapangan mengajak siswa mencari tahu secara langsung efek positif dan negatif untuk masyarakat tentu saja hal ini dapat mengembangkan sikap sosial siswa dan dari semua mata pelajaran mata kuliah lainnya.
      Dengan adanya pendidikan yang berkarakter ini sudah dapat dipastikan suatu bangsa akan menjadi bangsa yang maju yang bermartabat. Sebuah bangsa akan memiliki generasi penerus yang handal dalam bidangnya, yang cerdas dengan mengandalkan intelektualnya dan memiliki akhlak yang baik, yang peduli terhadap sesama dan lingkungannya serta amanah. Bukankah bangsa ini sangat merindukan sosok intelektual handal yang menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan namun memiliki akhlak yang baik? Bukankah bangsa ini sudah gerah dengan para pemimpinnya yang cerdas, intelek namun juga seorang koruptor dan tidak amanah teradap aspirasi rakyat?.
   Semoga kalangan pendidik serta masyarakat mampu memahami, mengerti, melaksanakan dan mewujudkan pendidikan berkarakter untuk bangsa kita yang telah gerah akan hasil pendidikan yang tidak mengutamakan nilai dan tidak mengembangkan akhlak posistif. Majulah pendidikan Indonesia…  

Saturday, 8 December 2012

TUTORIAL CODE VISION versi 1


Langsung saja ke TKP, (kenapa nulis TKP; karena suara Tipi tetangga kedengeran lagi acara OVJ!!, he..)
Yuk kita mulai ngobrol tentang Code Vision AVR, Ane mulai duluan ya.. (anggap aja Kita lagi ngobrol, makanya nanti ditunggu komennya biar kaya ngobrol beneran)
CodeVision AVR banyak digunakan untuk memprogram mikrokontroller keluarga AVR.

1.       Membuka Software Code Vision AVR
 
2.       Tampilan Software Code Vision AVR

3.       Langkah-langkah membuat program pada Code Vision AVR
a.       Membuat program : File → New atau klick icon new
 
b.      Pilih Create Project, klik OK
c.       Konfirmasi Penggunaan CodeWIzardAVR, pilih YES
d.      Pengaturan Code Wizard sesuai program yang akan dibuat,
Untuk sementara kita belajar pengaturan Chip dan PORT dulu saja, kalo dah paham yang ini + mau mikir sedikit pasti paham yang lain kok.
®     Chip :
Pengaturan Chip, dapat digunakan untuk memilih tipe mikrokontroller yang akan digunakan, kecepatan clock, dan boot loader.

®     PORT:
Pengaturan PORT, digunakan untuk menentukan fungsi PORT sebagai input atau sebagai output (Data Direction / register DDRx) dan apabila sebagai input apakah input tresebut di Pull-Up atau tidak atau apabila sebegai output memberikan nilai pada port tersebut apakah low/high ( register PORTx). Jumlah PORT yang dapat diatur sesuai tipe mikrokontroller yang dipilih pada pengaturan Chip.

e.      Menyimpan Program
Pilih File → Save, Generate, and Exit
Pilih lokasi penyimpanan yang Anda Inginkan, Beri nama program Anda. Akan terdapat 3 file extention yaitu .c, .prj, dan .cwp, sebaiknya beri nama yang sama pada ketiga file extention tersebut.

4.       Membuat Program
Silahkan buat program Anda sesuai kebutuhan.

5.      Melakukan Compile 
      Setelah selesai membuat program, silahkan lakukan compile (short cut tombol F9) atau Make (short cut shift + F9) untuk mengecek apakah terjadi error / warning pada program yang Anda buat sekaligus mengkonversi program Anda ke dalam file extention .hex yang nanti akan dimasukkan ke dalam mikrokontroller.

Apabila terjadi error pada program yang kita buat:
Apabila tudak terdapat error maka “No Error”, program siap didownload

6.       Mendownload Program
      Silahkan download program yang telah Anda buat menggunakan downloader yang Anda miliki.  Ingat File yang didownload adalah file berxtensi .hex.

Semoga Bermanfaat.